sugeng rawuh.......

WELCOMe tO bLOge InYONGGG....

Rabu, 26 November 2008

lensa razio

esolusi gambar : Resolusi gambar secara umum dinyatakan dalam satuan Mega Pixel, yang menyatakan kuantitas maksimum pixel untuk setiap image yang dihasilkan dari kamera. Penerapannya adalah semakin besar pixel semakin besar ukuran gambar yang mampu dicetak pada kualitas optimal.Jadi belum tentu kita membutuhkan kamera dengan mega pixel yang besar. Sebagai contoh, hubungan antara mega pixel dan ukuran gambar guideline :Image dengan ukuran 3888 x 2592 pixel = 10Mpixels mampu dicetak maksimal dengan resolusi optimum pada ukuran 54 inch x 36 inch (137cm x 92 cm) dengan resolusi 72 pixel/inch. Zoom : Seperti yang sudah disinggung tadi ada dua jenis zoom dalam kamera digital pocket (tidak berlaku untuk kamera DSLR). Produsen biasanya mengiklankan kameranya dalam bentuk zoom total, jadi hati-hati. Zoom Optical adalah tipe zoom yang murni oleh lensa kamera, sedangkan zoom digital adalah tipe zoom yang dilakukan dengan memanipulasi gambar dengan software di dalam kamera dan zoom digital akan mengorbankan resolusi dari gambar (menurunkan resolusi). Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Jadi pilih kamera yang memberikan optical zoom yang sebesar mungkin. ISO : ISO adalah satuan kesensitivan sensor (film) kamera terhadap intensitas foton/cahaya. Pengaturan ISO seringkali diperlukan sesuai kondisi cahaya yang tersedia. Oleh karena itu kamera dengan opsi pengaturan berbagai harga ISO diutamakan dalam memilih kamera. Besar pilihan ISO yang umum dalam kamera digital saat ini dari 100 hingga 1600. Lensa : Lensa berfungsi bagaikan kornea dari mata kita. Oleh karena itu memilih kamera dengan lensa yang baik tentu saja menjadi pertimbangan yang baik pula. Leica dan Carl Zeiss adalah dua merk terkenal dalam dunia optik kamera yang layak dipertimbangkan. Baterai : Pilih kamera dengan baterai Li-on (lithium ion) yang sangat praktis dan tahan lama (baik waktu operasional maupun umur pakai) dibanding jenis baterai lainnya pada saat ini. Baterai jenis ini juga biasanya disertai charger yang memudahkan pengisian kembali arus listrik ke dalam baterai.Media penyimpan file : Pertimbangkan jumlah gambar yang ingin lu ambil dalam satu kali penyimpanan. Media penyimpan 2GB mampu menyimpan file gambar hingga sekitar 500 untuk kamera 10 Mega pixels. Fitur dan Kemudahan operasi : Pertimbangkan fitur-fitur lain yang menarik, seperti jenis-jenis program pengambilan foto, pengaturan saturasi/white balance/dll, support software. Pertimbangkan kemudahan pengoperasiannya.
KameraTidak seperti yang diiklankan penjualnya, ukuran Megapiksel sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Dua Megapiksel sudah lebih dari cukup untuk kamera digital poket. Daripada membeli kamera bermegapiksel terlalu besar, lebih baik utamakan fasilitas seperti autofokus, optical zoom, pengatur shutterspeed, bukaan, dan pajanan, atau white balance.Kamera tipis dirancang hanya untuk alasan kepraktisan. Ada efek samping dari hal ini, yaitu masalah kualitas. Kamera tebal besar bagaimanapun akan menghasilkan gambar lebih baik daripada kamera tipis dan ringan.Kamera telepon seluler sebesar apapun Megapikselnya akan menghasilkan gambar buruk. Lebih baik gunakan kamera poket biasa, walaupun harganya lebih murah.[sunting]ScannerJika tidak untuk diolah lebih lanjut, ketajaman 300 dpi sudah cukup. Daripada membeli scanner yang lebih tinggi daripada itu, lebih baik mempertimbangkan scanner dengan fasilitas pemindaian negatif film.Perhatikan jamur putih di permukaan kaca scanner. Scanner mahal berjamur tidak kalah buruk kualitasnya dibanding scanner murahan.Scanner memiliki banyak keterbatasan. Terkadang lebih baik memotret langsung suatu benda dengan kamera daripada menggunakan scanner.[sunting]MonitorMonitor mahal tidak terlalu berguna jika tidak menggunakan setting warna dan gamma yang benar. Akibatnya pengguna lain yang tidak mengikuti setting monitor anda mungkin akan melihat gambar tersebut dalam keadaan buruk.Monitor kecil untuk laptop walaupun mahal akan mempersulit kerja dan menyakiti mata. Walaupun terkesan lebih murahan, lebih baik gunakan yang daya pandangnya luas.[sunting]Bekerja dengan alat[sunting]KameraPastikan fisik anda dalam keadaan bugar saat memotret.Tripod mini sudah dijual dengan harga murah. Hasilnya jauh lebih baik daripada fasilitas antishake yang disediakan kamera.ISO bukanlah ukuran kualitas gambar. Sebaliknya semakin tinggi angka ISO, semakin pecah gambar yang dihasilkan. Gunakan ISO tinggi hanya untuk memotret di tempat yang minim cahaya.Hati-hati dengan shutterspeed di bawah 1/30 detik. Pertimbangkan menggunakan tripod atau blitz.Cahaya memegang peran penting saat memotret. Atur sedemikian rupa agar hasilnya maksimal.Gunakan fasilitas makro (jika tersedia) saat memotret benda kecil atau mengambil tekstur dari dekat.Bersihkan bagian luar lensa dengan pembersih yang disarankan. Hindari membersihkan dengan cairan apapun. Bagian dalam kamera biasanya sudah dirancang untuk tidak dibersihkan.Kamera adalah benda ringkih, ikuti buku petunjuk dengan teliti dan rawat dengan benar.[sunting]ScannerJika memindai hasil cetakan seperti majalah, stiker, atau tabloid, gunakan descreenJIka tidak membutuhkan tujuan khusus, sebaiknya hindari mengoreksi warna scanner. Set brightness, contrast, dan color balance ke 0.Daripada memutar gambar dengan software yang bisa menyebabkan kerusakan gambar, lebih baik perbaiki posisi gambar di dalam scanner.[sunting]Memaksimalkan piranti lunakPastikan perangkat lunak pengolah gambar anda selalu up to date. Tetapi pertimbangkan pula kadang versi terbaru hanya akan berisi fasilitas yang memberatkan komputer anda tanpa pernah dimanfaatkan.Jika menggunakan produk adobe, manfaatkan fasilitas adobe gamma loader yang akan muncul saat pertama kali memasang di komputer. Ikuti petunjuknya dengan teliti.Manfaatkan fasilitas cropping, brightness-contrass adjustment, dan color balance dengan baik. Hasilnya sering di luar dugaan.[sunting]Kompresi gambar:JPG, GIF, PNG, atau SVG?Masing-masing jenis kompresi memiliki karakterstik tersendiri. Misalnya JPG memiliki kompresi yang merusak kualitas gambar. GIF dan SVG efektif untuk mengkompresi gambar vektor.Untuk kompresi lossy seperti JPG, perhatikan bahwa semakin kecil file yang dihasilkan, semakin buruk kualitas gambar.[sunting]Memaksimalkan kinerja andaBuat perencanaan sebelum bekerja. Perencanaan yang baik mengefisienkan waktu anda dan membuat karya tidak kehilangan arah.Retouch sehalus apapun akan mudah ketahuan. Hindari jika tidak perlu.Bekerjalah dalam suasana hati baik, karena mood akan terlihat jelas di hasil kerja anda.Telitilah detail sekecil apapun.

Sabtu, 26 Juli 2008

tugas sub kompetensi 4

PEMANCAR TELEVISI VHF DAN UHF

A. Kualitas penerimaan siaran televisi

Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerimaApabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar

Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

C. Gain Antena

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.

D. Path Loss (redaman Ruang)

Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :
A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar



Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum.
Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan.
Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.
Minimum Field-Strength Value(CCIR recommendation 417 & 412)
Band
Frequency(Mhz)
Saluran
Kuat Medan (dBuV/ m
Urban
Sub Urban
Rural
VHF band I 47-61 2-3 48
VHF band II mono 87-108 70 60 48
VHF band II stereo 87-108 74 66 54
VHF band III 174-230 4-11 55
UHF band IV 470-605 21-37 65
UHF band V 606-807 38-70 70
Minimum Field-Strength Value(Telecom Australia)
Band
Frequency(Mhz)
Saluran
Kuat Medan (dBuV/ m
Urban
Sub Urban
Rural
VHF band I 47-61 2-3 75 65 50
VHF band II mono 87-108 75 65 50
VHF band II stereo 87-108 75 65 50
VHF band III 174-230 4-11 75 65 50
UHF band IV 470-605 21-37 80 72 62
UHF band V 606-807 38-70 80 76 67
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama.
Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
1) Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km2) Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan3) Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz4) Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm5) Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm6) Gant = Gain antena = 10dB7) Po = power output pemancar
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
1) Jarak pemancar dengan penerima = 20Km2) Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle3) ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter4) Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm5) Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm6) Gant = Gain antena = 10dB7) Po = Power output pemancar
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :
1. Perhitungan Dya Pancar Pemancar VHF
Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW
2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF
Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW
Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.

F. Biaya Investasi

Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF.

G. Kualitas

Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaa
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
n siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.

tugas sub kompetensi 3

1.3 Standar TV dunia dan HDTV


Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas dan dengan warna-warna matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.

Mengenal Lebih Jauh Keunggulan HDTV
Selama ini kita sudah sangat familiar dengan sistem national television system committee (NTSC) yang dipergunakan televisi untuk menyajikan gambar. Tetapi, belakangan dengan munculnya teknologi high-definition television (HDTV) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut televisi definisi tinggi, menyebabkan fungsi NTSC perlahan-lahan tergantikan. Apa sih sebenarnya teknologi HDTV ini?
---------------------------------
PESATNYA kemajuan teknologi digital, terutama di bidang gambar digital yang mengkombinasikan foto dan video, memang tidak diduga sebelumnya. Kehadiran teknologi HDTV, bukan saja mendorong produk-produk dengan kualitas digital pada beberapa merek perangkat televisi yang sudah punya nama, tetapi juga pada cara perekamannya untuk ditayangkan di HDTV.
Sampai sekarang masih sulit untuk mendefinisikan secara tepat HDTV. Yang pasti, teknologi tayangan televisi yang dianggap terbaik sekarang ini adalah menggunakan sistem NTSC (National Television Systems Committee) yang menayangkan gambar analog, menghasilkan resolusi sebanyak 525 garis pada layar televisi. Sedangkan HDTV menghasilkan resolusi 1.125 garis tayangan yang lebih padat dan mampu menghasilkan informasi video lima kali lebih banyak dibanding sistem NTSC.
Namun, walaupun memiliki keunggulan yang luar biasa dalam menghasilkan resolusi yang rapat, tajam, dan jelas, transmisi HDTV memerlukan bandwith yang lebih besar sampai lima kali dibanding kapasitas sinyal televisi konvensional. Meski masih sulit mendefinisikannya, HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35 mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk).
Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal digital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga nantinya bisa melayani multi bahasa dan multi media. Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional lainnya, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan, sistem transmisi dan pesawat penerima.
Konsep dasar HDTV di sisi lain sebenarnya tidak dimaksudkan hanya untuk meningkatkan definisi per wilayah unit tayangan layar televisi, tetapi juga untuk meningkatkan persentase bidang visual yang menayangkan gambar tersebut. Pengembangan HDTV diarahkan pada peningkatan 100 persen jumlah piksel horizontal dan vertikal, misalnya bingkai gambar 1 MB seharusnya memiliki jumlah 1.000 garis x 1.000 titik horizontal.
Hasil yang didapat dari perluasan ini adalah faktor perbaikan 2-3 kali dalam sudut bidang vertikal dan horizontal. Dengan demikian, perbaikan sudut ini pada HDTV juga mengubah rasio menjadi 16:9 dari 4:3 dan menjadi imej yang ditayangkan seperti di "bioskop". HDTV memang merupakan media komunikasi baru dan teknologinya sedang dalam proses penyempurnaan, terutama pada awal dekade 90-an.
Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI-nya Jepang) pada tahun 1968. Kemudian diikuti oleh masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 milyar dolar per tahun (tahun 2010).

tugas sub kompetensi 2

1.2 PROSES KERJA PESAWAT TELEVISI

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

tugas sub kompetensi 1

1.1 SEJARAH PENEMUAN TEKNOLOGI TELEVISI

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)


Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV MEKANIK
Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow[1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi.


Kemudian disekitar tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT].
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata,
tetapi kompetisi itu ada disana.

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk beralih sistem.
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu, sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Seadanya disini, mungkin tidak seperti yang kita bayangkan, namun pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inci saja, sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana. Sistem yang lebih unggul akan mematikan lawannya.
Tahun 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya, pada masa itu, semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam tata warna hitam putih.



SEJARAH PERINTISAN INDUSTRI/LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI DI DUNIA DAN INDONESIA.

Sejarah sistem penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada 17 Agustus 1962. Hari itu, Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya beroperasi. Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan peringatan ulang tahun ke 17 proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Pada awalnya TVRI adalah proyek khusus untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Siaran TVRI sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga itu, di bawah naungan Biro Radio dan Televisi Departemen Penerangan. Mulai 12 November 1962 TVRI mengudara secara reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI mulai menayangkan iklan seiring dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan melalui keputusan presiden RI nomer 215 tahun 1963. Namun pada tahun 1981 dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan iklan.
Mulai tahun 1988 TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia. Pemerintah telah mulai mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, RCTI (1988), SCTV (1989), TPI (1990), ANTV (1993), INDOSIAR (1995), ....

Sabtu, 24 Mei 2008

tugas multimedia

TUGAS PAK MOKO
Bagaimanakah cara mengoperasikan Kamera Panasonic MD10000 Jelaskan :
1. Menu apa saja yang terdapat dalam kamera tersebut?
2. Bagimana langkah membersihkan head kamera?
3. Berapa Zoom yang ada pada kamera Panasonic MD10000?
4. Ada berapa konektor yang bisa terhubung dengan kamera Panasonic MD10000? Sebutkan!
5. Bagaimana langkah memasukan kaset miniDV yang benar?
Jawab :
1. Menu-menu dalam kamera Panasonic MD 10000
• AC Adaptor, DC input lead and AC main head
• Battery pack (lithium-ion)
• Infra-red remote controller
• External stereo microphone
• S-video cord
• AV cord
• Shoulder strap
• Head cleaning tape
• Lens cap
• Panasonic NV-MD10000 manual
2. Cara untuk membersihkan head kamera :
1. Cleaning tape digunakan dengan durasi tidak lebih dari 10 detik dalam posisi record.
Jangan menggunakan cleaning tape untuk waktu lebih dari 10 detika karena akan memperpendek usia head drum anda.
2. Cleaning tape yang anda miliki tampaknya tidak memerlukan cairan (semprot). Untuk DV camcorder, cara membersihkan head drum dengan disemprot mohon dihindari karena dapat merusak head drum.
3. Zoom yang ada pada kamera Panasnic MD 10000Kualitas lensa kelas menengah dengan optical zoom sebesar 16X cukup untuk shooting dalam keadaan biasa. Disertakan pula digital zoom 'hanya' sampai 10x untuk menjaga distorsi gambar tidak terlalu banyak. Perlu diketahui, bahwa zoom secara digital akan membuat ketajaman gambar berkurang. Pada intinya Panasonic MD1000 ini didesain sebagai kamera professional dengan penggunaan yang semudah kamera amatir.
4. Konektor yang terdapat dalam kamera Panasonic MD 10000 ada 5, yaitu :
1. S-Video
2. Firewire
3. USB
4. Audio-video
5. HDMI5.Cara memasukan kaset mini dv yang benar
• Cari kemudian buka tempat dimana kaset harus diletakkan (ada di sebelah kanan )
• Tunggu hingga bagian dalam kamera tersebut terangkat dan membuka sendiri.
• Masukkan kaset mini DV (bagian yang berwarna merah berada di bawah dan bagian yang berlubang berada di dalam).
• Tekan bagian dalam kaset tempat diletakan, tunggu hingga bagian itu turun sendiri kemudian baru tutup bagian luar tempat kaset

Sabtu, 12 April 2008

IdOl@QwYO3e.....


Do3eH cO3w@k3P bOeW@nG3T c!hhhhhhhhhhhhhhhhhh

Sabtu, 22 Maret 2008

artikel jenis-jenis kamera

komunitas-fotografer

[komunitas-fotografer] Artikel : Jenis Kamera

foTogRafeR aNyaRaN Wed, 01 Feb 2006 03:17:02 -080

Artikel ini ditujukan untuk para fotografer pemula (Anyaran) dalam

bidang fotografi, jadi mohon maaf bagi yang sudah berpengalaman jika

sudah terlalu biasa.

JENIS-JENIS KAMERA

** Kamera Compact **

Kamera ini adalah jenis paling kecil, dengan bentuknya yang tipis,

performa cepat, dan fleksibel. Hasil gambar dan fiturnya terbatas,

namun biasanya menawarkan LCD, optik dan performa cukup baik. Kamera

jenis ini tak memiliki karakteristik performa dan fitur profesional,

namun pas untuk dimasukkan ke dalam saku atau tas.

Biasanya, kamera ini cocok untuk pemula (Anyaran). Kebanyakan kamera

compact menawarkan harga murah, tetapi anda harus teliti menyimak

fiturnya. Umumnya kisaran harga pada US$ 150-250 dan kualitas resolusi

3-4MP. Anda akan menjumpai optikal zoom dan digital zoom masing-masing

sekitar 3x atau 4x.

Pada perkembangannya, ada pula kamera kelas compact yang harganya

lebih mahal, hingga US$400. Ini disebabkan produsen melihat kebutuhan

yang besar dikalangan pengguna awam untuk berkreasi dengan banyak

fitur, sehingga fitur kamera compact semakin sesak. Akibatnya harga

pun melambung. Tak heran, ada pula kamera compact yang menembus

resolusi 7MP. Anda akan menjumpai banyak merek pada kelas ini,

sehingga anda patut untuk lebih cermat.


** Kamera Ultracompact **

Kamera ini lebih kecil dari telapak tangan anda, dan cukup seksi untuk

dipamerkan ke rekan lainnya. Masukkan saja ke dalam jaket, dan tak ada

yang tahu kalau anda sedang membawanya. Pengorbanannya adalah

performa, fitur, dan kualitas gambar. Jika anda menomorsatukan

penampilan, gadget ultracompact ini jawabannya. Dengan fokus semacam

ini, tak heran jika performa serta fiturnya tak mampu menandingi

kamera compact. Kuantitas megapiksel juga sama dengan compact.



** Kamera Profesional **

Kamera ini memiliki kemampuan dan kehandalan di atas kamera compact.

Jenis ini menawarkan kontrol yang lebih akurat, lensa yang lebih baik,

dan fitur yang lebih beragam. Yang paling penting, anda akan

memperoleh hasil foto lebih baik dan cocok pencetakan berukuran besar.

Produk jenis ini menawarkan setting manual untuk mengendalikan shutter

speed, f-stop, white balance, histogram, dan kontrol lainnya, seperti

kompensasi exposure dan bracketing, namun tak sekompleks Digital SLR.** Superzoom **

Memiliki lensa zoom 10x atau lebih, adalah bagian dari jenis kamera

yang digemari pengguna yang antusias dengan fotografi. Lensanya yang

besar menempatkannya ke dalam kategori full-size, tetapi harganya

berada diantara kamera compact dan profesional.



Kamera ini memiliki fitur high end dan penggunanya sering menyukai

setting otomatis. Biasanya terdapat fitur image stabilization untuk

menghilangkan efek akibat goncangan.



** Digital SLR **

Merupakan jenis kamera yang digemari oleh pengguna profesional atau

fotografer amatir yang haus ilmu. Kamera ini mengusung fitur yang

sangat kaya. Sebut saja viewfinder TTL reflex, lensa yang dapat

diganti dengan lensa lain, kontrol total pada warna dan exposure,

serta beragam aksesoris lainnya. Disamping fitur pro dan fungsinya,

D-SLR menawarkan performa yang sama dengan kamera film 35mm. Yang

paling penting, produk ini dapat menghasilkan kualitas gambar yang

paling bagus daripada yang lainnya. D-SLR biasanya juga memiliki

setting otomatis, namun agar setimpal dengan uang yang dibayarkan,

anda pun harus rajin memanfaatkan berbagai fitur tingkat lanjut,

seperti kontrol manual.



Sumber: Bonus PC Magazine Feb 2006



nama : HARTININGSIH

kelas : 1 multimedia 1

no.abs : 12


[komunitas-fotografer] Artikel : Jenis Kamera foTogRafeR aNyaRaN

Jumat, 22 Februari 2008

baterai kamera



EnergyGate 1000
Part No
:
00003
Category
:
Electronic
Manufacture
:
KS Electronics
Synopsis
:
Dengan output sebesar 1000 watt, sangat sesuai bagi penyediaan sumber listrik pada bus besar, dapat dipergunakan bagi para tour operator untuk memberi kemudahan pengisian ulang baterai video camera, digital camera dan HP bagi para peserta tour
Price
:
Rp 2.500.000,00


nama :hartiningsih
kelas :1 mm 1
no :12

Sabtu, 16 Februari 2008

langkah langkah memposting gambar


Klasa produktu: Kamera video; Pamięć: Płyta miniDVD 8 cm; Zoom cyfrowy: 1000 x; Zoom optyczny: 25 x; Format używanej taśmy: brak; Steady Shot: Nie; Złącza: wyjście audio/video, wyjście S-video; Wbudowana lampa: Nie; Ogniskowa obiektywu: 43,6-1090 mm; Nightshot: Tak; Tryb fotografii (taśma/karta MS): Nie; Minimalne oświetlenie: 2 Lux.; Szybkość migawki (min): 1/6 s; Szybkość migawki (max): 1/2000 s; Regulacja ostrości: automatyczna, ręczna; Wbudowany mikrofon: Tak; System zapisu dźwięku: Dolby Digital 2 channel; Wizjer: 0.33"; Wyświetlacz LCD: Tak; Przekątna ekranu LCD: 2,7 cali; Szerokość: 51 mm; Głębokość: 123 mm; Wysokość: 86 mm; Masa netto: 0,41 kg; Gwarancja/rękojmia: Gwarancja producenta 12 msc. Kod producenta: AD1186B001AA; Kod dystrybutora: C1002059.
nama :hartiningsih
kelas :1 mm 1
no abs :12

Sabtu, 09 Februari 2008

Membuat Blog dengan blogspot

Langkah-langkah membuat blog
1. Buka https://www.blogger.com/start
2. klik ciptakan Blog anda
3. Masukan email 2 kali
4. masukan Password 2 kali
5. Masukan nama tampilan
6. Masukan verivikasi kata
7. centang saya menerima
8. Klik lanjutkan
9. Ciptakan blog anda
10. isi judul blog
11. Klik lanjutkan
12. Pilih tamplate
13. Klik lanjutkan
14. Klik mulai posting
15. Isi judul
16. Isi berita
17. KLIK MEMPUBLIKASIKAN POSTING

pErI-PeRI KecILLLL_QQQQ....